BETA Fresh

BETA Fresh
SOLUSI JITU ATASI BAU

BETA Fresh

BETA Fresh
UKURAN 1 liter

Selasa, 30 Maret 2010

ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN DARI PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU (Pistia stratiotes L.)

ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN DARI PENGOLAHAN
LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU
(Pistia stratiotes L.)
ENVIRONMENTAL ANALYSIS FROM TOFU WASTE WATER
TREATMENT BY WATER LETTUCE (Pistia stratiotes L.)


Alia Damayanti1) Joni Hermana1) dan Ali Masduqi1)
1)Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS


Abstrak


Kayu apu (Pistia stratiotes L.) sebagai tumbuhan air memiliki potensi dalam menurunkan kadar pencemar air limbah,
yang memiliki kadar organik tinggi. Penelitian ini menggunakan air limbah pabrik tahu sebagai media kayu apu dengan
tujuan melakukan analisis resiko lingkungan. Berdasarkan hasil analisis kualitas lingkungan maka dapat disimpulkan
berdasarkan hasil analisis kualitatif beberapa komponen resiko yang memiliki resiko tinggi yaitu pencemaran air
permukaan, limbah pabrik tahu Purnomo Surabaya memiliki resiko kecil, dengan komponen yang paling berpengaruh
adalah limbah cair menurut analisis semi kuantitatif serta pengaruh limbah secara keseluruhan terhadap manusia dan
lingkungan sekitar pabrik tidak signifikan.
Kata kunci : kayu apu, limbah tahu, NH4+, PO4
3-

Abstract
Water lettuce (Pistia stratiotes L.) as a water plantation, has a potency degrading polluted tofu waste water with a high
organic content. This research used tofu wastewater as the water lettuce media to conduct the enviromental risk
analysis. From the environmental analysis it is concluded that high risk component is surface water contaminant, low
risk component is obtained because this treatment system, the overall effect of the wastewater to the community and its
environment is considered not significant.
Keywords : water lettuce, tofu waste water, NH4+, PO43-



1. PENDAHULUAN
Perkembangan industri dewasa ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia.
Di lain pihak hal tersebut juga member dampak pada lingkungan akibat buangan industry maupun eksploitasi sumber daya yang semakin intensif dalam pengembangan industri. Lebih lanjut
dinyatakan harus ada transformasi kerangka kontekstual dalam pengelolaan industri, yakni keyakinan
bahwa: operasi industri secara keseluruhan harus menjamin sistem lingkungan alam berfungsi
sebagaimana mestinya dalam batasan ekosistem local hingga biosfer. Efisiensi bahan dan energi dalam
pemanfaatan, pemrosesan, dan daur ulang, akan menghasilkan keunggulan kompetitif dan manfaat
ekonomi (Hambali, 2003). Berdasarkan hal di atas pengembangan industri harus dibarengi upaya pengelolaan lingkungan dalam bentuk penanganan limbah yang dilepaskan. Hal tersebut disertai dengan kegiatan penilaian terhadap
resiko lingkungan akibat kegiatan maupun hasil
buangan industri untuk mendapatkan tingkat resiko
dan bahaya dari kegiatan industri tersebut.
2. METODOLOGI
Studi dilakukan dengan terlebih dahulu mencari dan mengumpulkan data, dimana data diperoleh
dari hasil laporan pelaksanaan penelitian untuk kemudian dianalisis resiko lingkungannya. Data yang
diambil meliputi data pengolahan limbah, kualitas/ baku mutu limbah cair dan sungai tempat pembuangan
serta data-data lain yang berkaitan. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi yang ada dengan parameter lingkungan sehingga dapat diketahui tingkat resikonya. Suatu metode hirarki digunakan untuk suatu acuan/ matriks kualitatif. Di dalam matriks diperguna kan metode/cara hirarki tingkatan, dengan bentuk matriks ini, kemungkinan dirangking berdasarkan seberapa sering resiko akan terjadi dan besaran dirangking berdasarkan kuat dan hebatnya dampak yang terjadi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan identifikasi resiko lingkungan akibat aktifitas industri pengolahan kelapa sawit,
perlu terlebih dahulu diketahui rona lingkungan wilayah studi, yang meliputi rona fisik kimia, biologi,
serta sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Daerah pemukiman padat, tanah-tanah dibutuhkan
untuk perumahan, kebutuhan komersil dan untuk komersil dan untuk rekreasi, sehingga tidak ada lagi
daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill. Sebagian besar wilayah studi
merupakan pemukiman yang memiliki beberapa kelompok hutan kota. Tumbuhan yang umum ada
di hutan kota adalah yang dapat hidup baik di dataran rendah yaitu: akasia, sono, tembesu, bungur,
bambu, meranti, medang. Fauna yang umum ada di wilayah studi adalah fauna yang biasa diternakkan
oleh warga seperti sapi, kambing, kerbau, domba, ayam, dan itik. Selain itu di dalam air juga terdapat
ikan hias maupun ikan untuk konsumsi. Sebagian penduduk hidup dari perdagangan, industri, pariwisata,
dan pegawai negeri. Surabaya sebagai permukiman pantai adalah pintu keluar dan masuk bagi
hinterland yang subur dan kaya hasil bumi. Telah menjadikannya sebuah kota dagang. Lancarnya perdagangan di Surabaya juga didukung oleh sistem transportasi yang memadai, baik lewat
darat, laut maupun udara. Guna menjalin dan memperlancar hubungan darat dengan kota-kota lain di Pulau Jawa telah dibangun terminal bus terbesar di Asia Tenggara yaitu Purabaya (Bungurasih)
yang menghubungkan Surabaya dengan jalur selatan, dan terminal bus Tambak osowilangun untuk
jalur utara. Sedangkan untuk makin mendukung kelancaran arus lalu lintas darat yang menghubungkan
Surabaya dengan kota-kota sekitarnya, akan dibangun jalan layang di persimpangan jalan
kereta api di Sidoarjo dan Trosobo (Hasan, 2003). Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses
merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Pada Tabel 1 dapat dilihat bagaimana
karakteristik pencemar yang berasal dari limbah pabrik tahu.


Tabel 1. Kandungan Pencemar Limbah Tahu





Nomor
Sampel COD (mg/l) BOD (mg/l) N-Total (mg/l) P-Total (mg/l) pH
1. 7250 5643 169,5 3,94 3,94
2. 6870 5395 153,4 4,28 4,28
3.

Rata-rata 7050 5389,5 161,5 81,6 4,11


Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai berupa ampas tahu yang sudah melalui
pemerasan berkali-kali dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi.
Walaupun diperkirakan masih ada resiko dalam kegiatan pabrik tahu di lokasi studi, upaya-upaya
pengendalian dan minimalisir oleh pihak pabrik dilakukan melalui pengendalian dan pemanfaatan
kembali limbah. Pengelolaan limbah cair adalah menggunakan kolam pengolahan limbah dengan menggunakan kayu apu. Dalam pengolahan limbah ini digunakan air PDAM sebagai pengencer dengan perbandingan 1:6 yaitu 1 bagian limbah pabrik tahu dengan 6 bagian air PDAM.
Pemanfaatan limbah padat adalah sebagai makanan ternak. Pabrik tahu Purnomo Kalidami, Surabaya
memanfaatkan ampas limbah tahu untuk makanan babi di daerah Pegirian, Surabaya.
Dari uraian rona lingkungan yang dijelaskan dan penjelasan tentang proses pengelolaan limbah sebagaimana disebutkan di atas, dapat diidentifikasi dan diperkirakan resiko limbah pabrik tahu terhadap
komponen lingkungan seperti pada Tabel 2.



Tabel 2. Identifikasi Resiko
Komponen Lingkungan Pengaruh Limbah
Tata guna lahan (tanah) Ada
Kualitas udara Ada
Kebisingan Ada
Kualitas air Ada
Flora darat Ada
Flora air Ada
Fauna darat Ada
Fauna air Ada
Struktur kependudukan Ada
Pendidikan Tidak ada
Agama Tidak ada
Tingkat kesehatan masyarakat Ada
Tingkat pendapatan Ada
Estetika lingkungan Ada
Sikap, budaya, dan perilaku masyarakat Tidak ada
Prakiraan resiko terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu resiko berasal dari buangan
limbah terutama limbah cair yang mencemari air tanah dan air permukaan. Akibat pencemaran ter
sebut maka warga merasa tidak nyaman dan pindah dari lokasi sekitar pabrik, sehingga terjadi perubahan
tata guna lahan. Resiko yang muncul bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pencemaran yang terjadi tidak berdampak langsung terhadap masyarakat. Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal
dari bau limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat pencemaran tersebut
warga khususnya pekerja pabrik merasa kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.
Jenis resiko yang muncul bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pencemaran gas yang timbul
jumlahnya kecil dan bukan merupakan gas yang berbahaya. Prakiraan resiko terhadap air tanah yaitu berasal dari pengolahan limbah cair, yang mungkin meresap dan masuk ke dalam air tanah. Resiko yang
mungkin timbul berupa timbulnya penyakit-penyakit yang diderita oleh masyarakat yang menggunakan
air tanah, seperti penyakit kulit, penyakit perut, dan lain-lain. Resiko yang muncul bersifat negatif.
Bobotnya sedang karena lokasi dekat dengan warga sehingga ada kemungkinannya mencemari
air sumur warga. Prakiraan resiko terhadap air permukaan yaitu berasal dari pengolahan limbah cair, yang dibuang ke sungai. Resiko yang timbul pada flora, fauna, dan manusia, yang memanfaatkan sungai. Resiko terbesar yang mungkin terjadi adalah matinya biota air, tumbuhan air, dan hewan air. Resiko yang
muncul bersifat negatif. Dari hasil pengujian maka effluen dari pengolahan Pabrik Tahu Purnomo, Kalidami, Surabaya berada di atas Baku Mutu yang diijinkan Pemda Jawa Timur, seperti pada Tabel 3.





Tabel 3. Effluen Pengolahan Limbah Pabrik Tahu
Purnomo, Kalidami, Surabaya
Parameter Data Laboratorium
BOD 38
COD 149
NH4
+ 3,94
PO4
3- 2,5
pH 7,9
Prakiraan resiko terhadap flora darat berasal dari limbah cair yang berasal dari proses akhir pemisahan
jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian kemudian dibuang ke sungai lalu dihisap oleh tumbuhan
yang hidup di sekitar sungai. Resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya kemampuan tumbuhan
dalam berfotosintesis sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif. Tetapi
bobotnya kecil karena effluen dari pabrik tahu telah mengalami pengenceran air sungai sehingga konsentrasi pencemar juga menurun. Prakiraan resiko terhadap flora air berasal dari limbah cair yang berasal dari proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian dibuang
ke sungai lalu dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya kemampuan tumbuhan dalam berfotosintesis sehingga menyebabkan tumbuhan tersebut mati serta bersifat negatif. Bobotnya kecil karena effluen dari pabrik tahu telah mengalami pengenceran air sungai sehingga konsentrasi pencemar juga menurun. Dengan demikian
kecil pengaruhnya terhadap flora air. Prakiraan resiko terhadap fauna darat berasal dari limbah cair yang berasal dari proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu yang telah diolah kemudian
dibuang ke sungai lalu dihisap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Berkurangnya flora darat mempengaruhi pula fauna yang ada. Resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya jumlah
fauna daratan, dan akibat berkurangnya flora darat mengurangi pula makanan bagi fauna darat serta
bersifat negatif. Bobotnya kecil karena pengaruh
limbah bagi kehidupan di darat tidak terlalu signifikan. Prakiraan resiko terhadap fauna air berasal dari
limbah cair yang berasal dari kolam pengolahan ke sungai. Resiko yang mungkin timbul berupa berkurangnya fauna di dalam air serta bersifat negatif. Bobotnya kecil karena effluen dari pabrik tahu telah mengalami pengolahan yang baik serta sehingga konsentrasi pencemar juga kecil. Dengan demikian kecil pengaruhnya terhadap fauna air. Prakiraan resiko terhadap tingkat kesehatan masyarakat
berasal dari limbah cair yang dari kolam pengolahan yang masuk ke dalam air permukaan/ sungai, di mana masyarakat sekitar tinggal dan memanfaatkan sungai maupun air tanah (sumur). Resiko yang mungkin timbul berupa munculnya penyakit kulit, perut, dan sebagainya serta bersifat negatif. Bobotnya adalah sedang karena pemanfaatan sungai dipakai untuk menyiram tanaman oleh masyarakat di sekitar sungai. Sedangkan pemanfaatan sumur dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, bahkan sumber air untuk memasak. Prakiraan resiko terhadap estetika lingkungan berasal
dari limbah cair yang dari kolam pengolahan yang masuk ke dalam air permukaan/sungai, limbah
padat yang ditumpuk. Resiko yang mungkin terjadi berupa penurunan estetika lingkungan dan
bersifat negatif serta bobotnya kecil. Analisis Resiko Lingkungan merupakan kegiatan memperkirakan kemungkinan munculnya suatu resiko dari suatu kegiatan dan menentukan dampak
dari kegiatan/peristiwa tersebut. Dalam analisis ini akan digunakan tiga metode analisis yaitu analisis
kualitatif, analisis semi kuantitatif dan analisis lingkungan signifikan (Idris, 2003) Dengan metode analisis kualitatif ini akan dibuat matriks kombinasi antara nilai peluang resiko seperti Tabel 4 dan besarnya resiko pada Tabel 5 sehingga akan dihasilkan suatu nilai resiko tinggi, sedang
atau rendah seperti Tabel 6.






Tabel 4. Matriks Peluang Resiko
Resiko Level peluang Uraian
Perubahan tata guna lahan E Masyarakat menjual lahan karena menurunnya
kenyamanan lingkungan, peluang
tejadinya resiko ini adalah jarang.
Pencemaran udara D Pencemaran udara dapat terjadi karena
bau dari proses pengolahan limbah tahu,
peluang terjadinya kecil.
Pencemaran air tanah
B Pencemaran air tanah dari kolam pengolahan
limbah, karena muka air cukup dalam
maka peluangnya besar.
Pencemaran air
permukaan
B Pencemaran air permukaan berasal dari
air limbah yang dibuang ke sungai walaupun
sudah melalui proses pengolahan peluang
terjadinya besar.
Penurunan jumlah
flora darat (terestrial)
D Penurunan jumlah flora darat akibat bau
yang berasal dari pengolahan limbah tahu
kemungkinan terjadinya kecil.
Penurunan jumlah
flora air (aquatik)
C Jumlah flora air dapat menurun akibat
limbah yang masuk ke air permukaan,
dengan peluang terjadinya sedang.
Penurunan jumlah
fauna darat
D Penurunan jumlah fauna darat di sekitar
sungai akibat limbah yang dibuang kecil.
Penurunan jumlah
fauna air
C Penurunan jumlah fauna air di sekitar sungai
akibat limbah yang dibuang sedang.
Penurunan tingkat
kesehatan masyarakat
C Tingkat kesehatan masyarakat menurun
akibat pencemaran air sumur oleh buangan
limbah pabrik, peluangnya sedang.
Berkurangnya estetika
lingkungan
D Pencemaran air sungai dan tumpukan limbah
padat mengurangi estetika lingkungan,
dengan peluang kecil.

Keterangan:

A = Pasti terjadi
B = Kemungkinan besar
C = Kemungkinan sedang
D = Kemungkinan kecil
E = Jarang

Tabel 5. Matriks Besaran Resiko
Resiko Levelpeluang Uraian
Perubahan tata
guna lahan 2 Kecil karena mahalnya lahan yang ada di
Surabaya
Pencemaran udara 2 Kecil karena gas yang dihasilkan tidak berbahaya
dan jumlahnya sedikit sehingga dapat
dengan mudah diatasi.
Pencemaran air
tanah
3 Sedang karena mempengaruhi manusia
dan bila ini terjadi memerlukan prosedur
tertentu untuk penanganannya
Pencemaran air
permukaan
4 Besar karena mempengaruhi lingkungan
dan manusia di sekitar sungai namun dapat
diawasi melalui kerjasama yang baik antara
pabrik, pemerintah serta LSM.
Penurunan jumlah
flora darat (terestrial)
2 Kecil karena tidak terlalu dipengaruhi limbah
pabrik.
Penurunan jumlah
flora air (aquatik)
3 Sedang karena mempengaruhi populasi ikan
dan berdampak pada manusia dapat diatasi
dengan manajemen yang baik antara
pihak-pihak terkait.
Penurunan jumlah
fauna darat
2 Kecil karena tidak terlalu dipengaruhi limbah
pabrik.
Penurunan jumlah
fauna air
3 Sedang karena jumlah flora yang menurun.
Penurunan tingkat
kesehatan masyarakat
3 Sedang karena berhubungan dengan kesehatan
manusia.
Berkurangnya
estetika lingkungan
2 Resiko kecil yang berhubungan dengan estetika
lingkungan karena dapat diatasi dengan
manajemen pabrik yang baik.
Keterangan :
1 = Pengaruh tidak berarti
2 = Pengaruh kecil
3 = Pengaruhnya sedang
4 = Pengaruhnya besar
5 = Bencana
Tabel 6. Matriks Tingkat Resiko
Resiko Peluang Nilai Besaran Nilai Resiko
Perubahan tata guna lahan E 2 R
Pencemaran udara D 2 R
Pencemaran air tanah D 3 S
Pencemaran air permukaan B 4 T
Penurunan jumlah flora darat
(terestrial) D 2 R
Penurunan jumlah flora air
(aquatik) C 3 S
Penurunan jumlah fauna darat D 2 R
Penurunan jumlah fauna air C 3 S
Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat C 3 S
Berkurangnya estetika
lingkungan D 2 R
Keterangan:
T = Tinggi
S = Sedang
R = Rendah
Analisis semi kuantitatif juga menggunakan matriks penilaian resiko yang menggabungkan unsur
frekuensi, besaran pengaruh, dan sensitifitas untuk mendapatkan tingkat resiko. Pada Tabel 7 menun
jukkan matrik frekuensi dan
Tabel 8 menunjukkan
matrik nilai besaran.



Tabel 7. Matriks Frekuensi
Resiko Frekuensi Uraian
Perubahan tata
guna lahan 1 Masyarakat menjual lahannya karena menurunnya
kenyamanan lingkungan, hal ini tidak
pernah terjadi.
Pencemaran
Udara 2 Frekuensi kejuadian pencemaran udara akibat
bau yang timbul dari tumpukan limbah padat
dan proses pengolahan limbah adalah kecil.
Pencemaran air
Tanah 2 Frekuensi pencemaran air tanah kecil sebagai
akibat dari kolam pengolahan limbah meresap
ke dalam tanah kecil.
Pencemaran air
permukaan
3 Kemungkinan terjadinya pencemaran air permukaan
medium, akibat buangan air dari kolam
pengolahan limbah dibuang ke sungai.
Penurunan jumlah
flora darat
(terestrial)
2 Penurunan jumlah flora darat di sekitar sungai
akibat menyerap buangan air limbah yang
dibuang ke sungai frekuensinya kecil,
Penurunan jumlah
flora air
(aquatik)
3 Penurunan jumlah flora air akibat limbah
yang masuk mempunyai frekuensi medium.
Penurunan jumlah
fauna darat
2 Penurunan jumlah fauna darat akibat tercemarnya
lingkungan dan berkurangnya makanan,
mempunyai frekuensi kecil.
Penurunan jumlah
fauna air
3 Jumlah fauna air yang menurun akibat pencemaran
dari berkurangnya flora air mempunyai
frekuensi medium.
Penurunan tingkat
kesehatan
masyarakat
2 Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat
penggunaan air sumur untuk mandi, cuci,
dan memasak frekuensinya kecil.
Berkurangnya
estetika
lingkungan
2 Pencemaran air dan tumpukan limbah padat
mengurangi estetika, frekuensinya kecil.
Keterangan:
1 = ada kemungkinan tidak terjadi
2 = kecil
3 = medium
4 = sering
5 = sangat sering terjadi









Tabel 8. Matriks Nilai Besaran
Resiko Nilai besaran Uraian
Perubahan tata guna
Lahan 3 Pengaruhnya sedang kepada masyarakat,
karena jaraknya cukup dekat.
Pencemaran udara 2 Pengaruhnya kecil karena bukan gas
berbahaya dan jumlahnya sedikit.
Pencemaran air tanah 3 Pengaruhnya sedang karena mempengaruhi
kehidupan manusia.
Pencemaran air per--
mukaan
4 Pengaruhnya besar karena mempengaruhi
lingkungan.
Penurunan jumlah
flora darat (terestrial)
2 Pengaruhnya kecil karena tidak terlalu
dipengaruhi limbah pabrik.
Penurunan jumlah
flora air (aquatik)
3 Sedang karena mempengaruhi polulasi
ikan dan berdampak pada manusia.
Penurunan jumlah fauna
darat
2 Pengaruhnya kecil karena tidak terlalu
dipengaruhi oleh limbah pabrik.
Penurunan jumlah fauna
air
4 Besar karena mempengaruhi manusia.
Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat
4 Besar karena berhubungan dengan kehidupan
manusia.
Berkurangnya
estetika lingkungan
2 Pengaruhnya kecil terhadap estetika
lingkungan.
Keterangan :
1 = Resiko tidak ada
2 = Resiko dan pengaruhnya kecil
3 = Resiko sedang
4 = Resiko besar
5 = Resiko besar sekali
Tabel 9 menunjukkan matrik nilai sensitivitas dan
Tabel 10 menunjukkan nilai resiko yang mungkin
dapat terjadi.


Tabel 9. Matriks Nilai Sensitivitas
Resiko Nilai sensitivitas Uraian
Perubahan tata guna lahan 2 Menjadi perhatian dari kelompok
tertentu.
Pencemaran udara 2 Menjadi perhatian dari kelompok
tertentu.
Pencemaran air tanah 3 Menjadi perhatian dari masyarakat
lokal.
Pencemaran air permukaan
4 Menjadi perhatian dari pemerintah
lokal dan masyarakat lokal
Kota Surabaya.
Penurunan jumlah flora
darat (terestrial)
2 Menjadi perhatian dari kelompok
tertentu.
Penurunan jumlah flora
air (aquatik)
1 Tidak menjadi perhatian masyarakat.
Penurunan jumlah fauna
darat
2 Menjadi perhatian dari kelompok
tertentu.
Penurunan jumlah fauna
air
3 Menjadi perhatian masyarakat
lokal.
Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat
3 Menjadi perhatian masyarakat
lokal.
Berkurangnya estetika
lingkungan


1 Tidak menjadi perhatian masyarakat.
Keterangan:
5 = Tidak menjadi internasional/dunia/media
4 = Menjadi perhatian nasional
3 = Menjadi perhatian regional/lokal
2 = Menjadi perhatian kelompok
1 = Tidak menjadi perhatian masyarakat


Tabel 10. Nilai Resiko


Resiko Frekuensi Pengaruh Sensitivitas Nilai resiko
(S2)
(F) (S1) (S2) R= Fs (S1+S2)


Perubahan tata guna 1 3 2 5
lahan

Pencemaran udara 2 2 2 8
Pencemaran air tanah 2 3 3 12
Pencemaran air permukaan 3 4 4 24
Penurunan jumlah flora
darat (terestrial) 2 2 2 8
Penurunan jumlah flora
air (aquatik) 3 3 1 12
Penurunan jumlah fauna
Darat 2 2 2 8
Penurunan jumlah fauna
Air 3 4 3 21
Penurunan tingkat kesehatan
Masyarakat 2 4 3 14
Berkurangnya estetika
Lingkungan 2 2 1 6
Total Resiko 1 1 8
Keterangan :
0 – 150 = Resiko rendah, pengelolaan dengan prosedur yang rutin.
151 – 300 = Resiko sedang, memerlukan perhatian manajemen
tingkat tinggi.
301 – 450 = Resiko tinggi, memerlukan penelitian dan manajemen
terperinci
Dengan demikian dapat disimpulkan limbah dari
Pabrik Tahu Purnomo, Kalidami, Surabaya memi liki resiko kecil. Tabel 11. menunjukkan analisis
dengan aspek lingkungan signifikan.





Tabel 11. Analisis Dengan Aspek Lingkungan
Signifikan
Resiko NILAI / A B C D E F G Resiko /(A* B* C* D* E* F* G)
Perubahan tata guna
Lahan 3 1 1 5 3 1 1 45
Pencemaran udara 1 3 3 8 3 1 1 216
Pencemaran air tanah 7 6 3 5 1 3 1 1890
Pencemaran air permukaan
7 5 3 3 7 1 3 6615
Penurunan jumlah
flora darat (terestrial)
2 3 3 3 2 3 1 324
Penurunan jumlah flora
air (aquatik)
4 2 1 5 5 7 1 1400
Penurunan jumlah fauna
darat
2 2 3 3 2 3 1 216
Penurunan jumlah fauna
air
4 2 1 5 5 4 2 1600
Penurunan tingkat kesehatan
masyarakat
3 4 3 5 3 1 3 1620
Berkurangnya estetika
lingkungan
3 3 3 5 3 3 1 1215
Keterangan
A = Luasan Dampak
B = Keseriusan Resiko
C = Peluang terjadinya resiko
D = Waktu pemaparan
E = Peraturan perundang-undangan
F = Metode Pengendalian
G = Persepsi/pandangan masyarakat
Menurut kriteria aspek lingkungan tidak signifikan bila hasil evaluasi menunjukkan nilai 1 – 196.000,
cukup signifikan bila 196.001 – 392.000 dan signifikan bila 392.001 – 588.245 (Razif, 2002).
Ternyata dari hasil evaluasi tidak ada aspek lingkungan signifikan, karena angka semuanya berada di bawah 196.000. Hanya satu komponen yaitu pencemaran air permukaan yang tinggi namun tidak
sampai 196.000.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kualitatif beberapa komponen resiko yang memiliki resiko tinggi yaitu
pencemaran air permukaan. Limbah pabrik tahu Purnomo, Surabaya memiliki resiko kecil, dengan

komponen yang paling berpengaruh adalah limbah cair. Pengaruh limbah secara keseluruhan terhadap
manusia dan lingkungan sekitar pabrik tidak signifikan. Hal ini karena adanya unit pengolahan limbah
sehingga limbah memiliki konsentrasi yang kecil.
4.2 Saran
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan tingkat resiko yang representatif perlu diadakan penelitian
lanjutan mengenai dampak limbah cair terhadap air permukaan. Penanganan limbah yang ada
perlu terus dilaksanakan dan ditingkatkan kemampuannya. Selain itu perlu adanya pengawasan yang
kontinyu terhadap buangan limbah. Perlu dipikirkan adanya lembaga pengawas/pengelola badan
sungai, dalam rangka mengantisipasi dampak negative pencemaran ke air permukaan akibat buangan
limbah pabrik di Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Hambali. (2003). Analisis Resiko Lingkungan
(Studi Kasus Limbah Pabrik CPO PT Kresna Duta Agroindo Kabupaten Merangin,
Jambi). Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teknik Lingkungan
ITS, Surabaya.
Idris, Y.Z. (2003). Analisa Resiko Limbah Industri
Tapioka di Sungai Tulang Bawang.
Program Pascasarjana. Program Studi Magister Teknik Lingkungan ITS,
Surabaya. Hasan, H. (2003).
Analisis Resiko Lingkungan
Effluen IPLT Keputih. Program Pascasarjana, Program Studi Magister Teknik
Lingkungan ITS, Surabaya.
Razif, M. (2002). Analisis Resiko Lingkungan:
Kumpulan Materi Kuliah. FTSP Jurusan
Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.

7 komentar:

  1. Pabrik Tahu seringkali belum ditanmgani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau LIMBAH CAIR dan PADAT. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan GAS buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulphur yang tdk sedap dan mengganggu kesehatan.SAMPAI SAAT INI RESIKO BAU ini masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisilainnya produk tahu sudah merupakan makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam keonsumsi masyarakat kecil s/d masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik tahu ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan TAHU bagi masyarakat,karena ternacam TUTUP/dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi pabrik yang bertakibat pada m,eningkatnya biaya produksi dan harga tahu. Untuk mengatasi hal tersebut di atyas maka solusinya ,hanya satu pengarajin/pabrik tahu dapat menggunakan BETA Fresh untuk membasmi BAU pada limbah tahu.

    BalasHapus
  2. Promo S128Agen Spesial Untuk Anda pecinta sabung ayam

    BalasHapus
  3. ayo bergabung dengan bolavita khusus new member lgsg di berikan 10%
    tanpa ribet dan masih banyak bonus2 lain nya
    semua di berikan tanpa ribet pelayanan terbaik 24 jam
    depo wd secepat kilat ^^ sabung ayam peru

    info lbh lanjut :
    WA: +628122222995

    BalasHapus